Pastikan mereka tetap ber energi, tumbuh, dan berkembang, mejadi harapan agama, dan bangsa, di masa yang akan datang.
Beratnya beban pesantren bertahan ditengah pandemi tidak menyurutkan niat Furqon, terus berikhtiar menggalang kemandirian pangan. Para santri yang mayoritas adalah santri yatim dan dhuafa ini, telah berkomitmen menghafal Al quran. Cita citanya tidak boleh terhenti.
Pandemi wabah telah berdampaknya semakin berkurangnya pasokan pangan dari sejumlah donatur. Kondisi ini juga dialami di sejumlah pesantren disekitarnya. Sekedar untuk makan pada akhirnya mereka mesti menghemat pengaluaran. Dengan menu yang sangat sederhana, demi keberlanjutan pendidikan para santri agar terus belajar.
"Santri yang masuk sini, yang penting semangat belajar, jika mampu, mereka bayar full, jika tidak, ya semampunya saja, bahkan bisa gratis, asal komitmen dari keluarga dan santri. Maka, untuk kebutuhan makan kami mesti mencari donatur dari luar pesantren" ujar ustad Furqon.
Oleh karena itu, Baitul Wakaf membuat sebuah inovasi melalui pembebasan lahan sawah, yang nantinya akan menjadi aset wakaf produktif, sehingga menjadi solusi untuk membangun kemandirian pangan pesantren.
Hasil dari pengelolaan sawah ini akan disalurkan kepada pesantren sebagai mauquf alaihi (penerima manfaat wakaf).
Yuk, raih berkah dan pahala yang abadi dengan berwakaf.
Saat sawah terus menghasilkan, butiran padi yang diolah jadi makanan
menjadi energi bagi mereka. Selama itu pula pahala, kebaikan, dan do'a akan terus mengalir kepada anda.