dukung perkembangan mereka, menjadi generasi cendekiawan, dengan Al-quran sebagai pedoman
Kalimantan Barat
Sampai dengan Tanpa Batas Waktu
Beginilah potret pendidikan di daerah perbatasan. Akses yang sulit dan fasilitas yang serba terbatas. Empat tahun berbalu, para santri tahfidz putri belum kunjung memiliki asrama dan ruang kelas. Namun, mereka masih bertahan “menumpang” jika tidur bersama pembinanya dan menempati ruang terbuka sebagai kelas.
Pesantren Tahfidz Putri Hidayatullah, miliki 52 santri putri. Rata rata dari keluarga tidak mampu dengan sebagian masyarakat sekitar berprofesi sebagai buruh. Pesantren ini terletak di Kecamatan Kapuas, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat dan merupakan madrasah satu satunya di kecamatan tersebut.
Pengasuh pesantren ustad Syukur menyampaikan akan terus berikhtiar mewujudkan asarama dan ruang kelas demi menyelamatkan pendidikan anak anak di daerah perbatasan. “Semula tanah kosong, kini terbangun pondasi. Kami akan terus berikhtiar semua terwujud. Agar para santri punya asrama dan ruang kelas supaya untuk tidur tidak menumpang lagi dan ada kelas yang layak untuk belajar” Ujarnya.
“Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir menumbuhkan seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Kuasa (Karunianya) Lagi Maha Mengetahui”. (QS Al-Baqarah : 261)
Sahabat mari bersama-sama wujudkan harapan dan doa mereka melalui kita. Agar terwujud asrama dan ruang kelas bagi santri penghafal Al Quran di perbatasan negeri.
Yuk tunaikan wakaf untuk mewujudkan perubahan lebih baik di daerah perbatasan dengan wujudkan asrama dan ruang kelas yang layak.
