Perkenalkan, ini Ustaz Yana 40 tahun. Seorang guru ngaji yang menderita kelumpuhan dan tengah berjuang untuk sembuh, karena sudah rindu sekali mengajar anak-anak di madrasah.
Dulu, rumah sederhana Ustaz Yana ini pernah disulap jadi madrasah yang bisa menampung 60 anak untuk mengaji. Namun, semenjak sakit yang kian parah, Ustaz Yana tak sanggup mengajar lagi.
Ustaz Yana juga sudah tidak bisa kembali bekerja di sawah dan menggembala domba milik tetangganya di kampung. Akhirnya, sang istri buka warung kecil-kecilan agar bisa mencukupi kebutuhan harian.
Karena tak sanggup lagi beraktivitas, murid-murid pengajian Ustaz Yana berangsur pindah menuju madrasah kampung sebelah. Madrasah tersebut dikelola oleh Ustaz Ade, seorang pencetak batu bata yang tak lain merupakan rekan perjuangan Ustaz Ade selama berdakwah di Kampung Cinarusa, Nagreg – Bandung.
Sama halnya dengan Ustaz Yana, Ustaz Ade pun harus bekerja keras mengelola pengajian di madrasah tanpa menerima imbalan balas jasa. Namun, demi syiar islam mulia, modal dakwah dari kantong pribadi pun jadi tak masalah.
Selama 20 tahun bekerja sebagai pencetak batu bata, upahnya yang tak seberapa kerap terbagi-bagi untuk menghidupi keluarga serta puluhan murid yang belajar di madrasahnya hingga kini.
Ustaz Yana dan Ustaz Ade sama-sama punya misi besar untuk diwujudkan, yaitu mendidik masyarakat agar selalu dekat dengan Al-Quran.
Pada akhirnya, keterbatasan hidup sebagai kaum dhuafa pun tak lantas menghalangi keduanya untuk terus berdakwah.
Sahabat, semangat Ustaz Yana dan Ustaz Ade dalam menghidupkan dakwah haruslah didukung. Melaui program Syiar Islam Mulia, Sahabat bisa bantu sejahterakan kehidupan Ustaz Yana, Ustaz Ade, dan ratusan dai dhuafa lain di Indonesia agar bisa terus melangsungkan misi dakwahnya.