Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga. HR. Tirmidzi No. 807
Orang yang memberi uang jajan tersebut adalah Nek Imih (66 tahun), neneknya yang merupakan tukang kebun dan kerap kali Deva panggil dengan julukan “mamah”.
Berulang kali saat Nek Imih ditanya perihal keberadaan orang tuanya Deva, ia hanya bisa meneteskan air mata. Ada yang menyebut bahwa keduanya telah meninggal, namun belum diketahui juga lokasi makamnya.
Sampai detik ini, hanya Nek Imih yang menanggung biaya sekolah Deva. Upah 30.000 sehari sebagai imbalan Nek Imih dari hasil membersihkan rumput liar di kebun teh kaki Gunung Mandalawangi – Bandung, kerap kali dibayarkan tak tepat waktu. Padahal, upah tersebut digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk keperluan sekolah Deva.
Meski hidup bersama nenek dalam keterbatasan, Deva selalu berusaha untuk menunjukkan bakti kepada Nek Imih lewat semangatnya meraih cita-cita besarnya di masa depan.
Deva hanyalah satu di antara ratusan yatim-dhuafa lainnya yang memerlukan uluran tangan kita untuk memenuhi keperluan sekolah.
Kalau ada rezeki lebih, anak-anak yatim dhuafa seperti Deva berharap bisa membeli peralatan sekolahnya sendiri agar tetap semangat meraih cita-citanya di masa depan. Untuk itu, melalui program Paket Harapan Yatim Dhuafa dari Yayasan Harapan Amal Mulia, kami ajak kamu untuk ikut patungan alat sekolah bagi ratusan anak yatim dhuafa di berbagai wilayah Indonesia.
Kamu bisa ikut patungan cengan cara: