

Hancur hati tiap orangtua yang harus menghadapi kenyataan bahwa anaknya sakit parah, seperti Pak Asmawi.
Pak Asmawi, seorang tukang service elektronik mati-matian cari biaya berobat untuk anaknya Eriska. Sejak lahir, Eriska mengalami penyempitan otak dan infeksi paru-paru. Dua penyakit parah itu bikin Eriska cuma bisa minum susu lewat selang.
Keluarga Pak Asmawi sampai rela makan nasi tanpa lauk supaya uangnya ditabung untuk biaya pengobatan. Upahnya gak tentu, kadang seminggu dapat upah, kadang gak sama sekali.
***
Hancur hati tiap orangtua yang harus menghadapi kenyataan bahwa anaknya sakit parah, seperti Pak Asmawi.
Putrinya, Dik Eriska (3thn) mengidap penyakit komplikasi di usia yang masih balita. Terdapat kelainan hingga terjadi penyempitan otak dan infeksi paru-paru. Pertama kali dibawa ke rumah sakit, selang langsung dipasang di seluruh tubuh Dik Eriska. Di kepalanya dipasang banyak sekali selang.
Namun Dik Eriska tidak bisa melanjutkan pengobatan di rumah sakit lebih lama. Biaya yang dibutuhkan menjadi sangat besar dan Pak Asmawi tidak bisa memenuhinya.
Sekarang Dik Eriska hanya bisa dirawat sederhana di rumah saja. Selang masih terpasang di hidungnya. Selang itulah satu-satunya jalan masuk untuk Dik Eriska makan. Ya, Dik Eriska hanya bisa minum susu lewat selang. Tiap hari Ibu Eri, Ibu Eriska akan membuatkan susu yang lalu disalurkan melalui selang. Susunya pun harus dicampur dengan minyak untuk meningkatkan kandungan gizi.
Sering sekali Dik Eriska menangis kesakitan. Penyakit yang gerogoti tubuhnya terasa perih di dada. Sering ia juga merasa pusing sampai menjerit kesakitan.
Demi menyelamatkan nyawa anaknya, Pak Asmawi kerja mati-matian. Selain bekerja jadi tukang servis alat elektronik, beliau juga jadi buruh serabutan. Beliau rela melakukan apapun untuk menambah uang biaya pengobatan Dik Eriska.
Upahnya kerja jadi tukang servis elektronik pun tidak seberapa. Kadang-kadang untuk satu kali servis membutuhkan waktu 2-3 hari dengan upah Rp200,000. Namun kadang, dalam satu minggu beliau tidak dapat pelanggan satu pun hingga penghasilannya 0 rupiah.
Kadang Pak Asmawi dan Istri bahkan sengaja makan nasi tanpa lauk supaya menghemat biaya. Bagi mereka yang penting Dik Eriska mendapatkan asupan gizi terbaik, meski itu artinya mereka hanya makan nasi saja.
Sahabat, jangan biarkan Dik Eriska terus kesakitan karena penyakit komplikasinya. Sulit bagi Pak Asmawi untuk memenuhi kebutuhan pengobatan yang jumlahnya sangat besar. Padahal kondisi Dik Eriska tidak bisa dibiarkan begitu saja.
Mari kirimkan dukungan terbaik kita untuk sembuhkan Dik Eriska melalui :
1. Klik donasi sekarang
2. Isi nominal donasi
3. Pilih metode pembayaran (ShopeePay, Gopay, Jenius, Virtual Account, atau Transfer Bank)
4. Segera Transfer jika menggunakan metode transfer bank