
Bangun Rumah Di Surga

Diriwayatkan dari Abu Dzarr Nabi bersabda, Siapa saja yang membangun masjid semata-mata karena Allah, walau hanya seukuran sarang burung merpati, niscaya Allah membangunkan untuknya sebuah rumah di surga.
Masuk ke surga adalah keinginan semua umat islam, karena gambaran-gambarannya kenikmatan di surga sudah jelas digambarkan di dalam Al-Qur’an. Namun, bagaimana jika kita masuk surga, namun tidak ada rumah yang bisa kita singgahi nantinya disana.
Layaknya di dunia, rumah merupakan kebutuhan yang penting untuk bersinggah di dunia ini. Namun, pernahkah kita berfikir “ Bagaimana rumah kita disurga nanti? Apakah orang yang disurga nanti sudah disiapkan rumah oleh Allah SWT atau harus kita sendiri yang menyiapkannya???.
Diriwayatkan dari Abu Dzarr: Nabi bersabda, “Siapa saja yang membangun masjid semata-mata karena Allah, walau hanya seukuran sarang burung merpati, niscaya Allah membangunkan untuknya sebuah rumah di surga.” (Riwayat Al-Bazzar dan Thabrani)
Dari hadits di atas, kita bisa simpulkan bahwa untuk bisa memiliki rumah yang dibangunkan oleh Allah SWT, kita pun harus membangun rumah ibadah / masjid selama kita masih di dunia.
Yuk, bersama membangun masjid untuk Yatim, Piatu & Dhuafa Penghafal Al-Qur’an. Agar kita bisa punya rumah disurga nanti dan kita mendapatkan amal jariyyah dari anak-anak penghafal Al-Qur’an, karena berkat fasilitas yang telah kita sediakan, mereka bisa beribadah dan menghafal Al-Qur’an dengan tenang dan nyaman.
Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ بَنَى مَسْجِدًا لِلَّهِ كَمَفْحَصِ قَطَاةٍ أَوْ أَصْغَرَ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ
“Siapa yang membangun masjid karena Allah walaupun hanya selubang tempat burung bertelur atau lebih kecil, maka Allah bangunkan baginya (rumah) seperti itu pula di surga.” (HR. Ibnu Majah, no. 738. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).
Imam Nawawi rahimahullah, maksud akan dibangun baginya semisal itu di surga ada dua tafsiran:
1- Allah akan membangunkan semisal itu dengan bangunan yang disebut bait (rumah). Namun sifatnya dalam hal luasnya dan lainnya, tentu punya keutamaan tersendiri. Bangunan di surga tentu tidak pernah dilihat oleh mata, tak pernah didengar oleh telinga, dan tak pernah terbetik dalam hati akan indahnya.
2- Keutamaan bangunan yang diperoleh di surga dibanding dengan rumah di surga lainnya adalah seperti keutamaan masjid di dunia dibanding dengan rumah-rumah di dunia. (Syarh Shahih Muslim, 5: 14).
Dari Mu’adz bin Anas Al-Juhaniy radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ قَرَأَ (قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ) حَتَّى يَخْتِمَهَا عَشْرَ مَرَّاتٍ بَنَى اللَّهُ لَهُ قَصْراً فِى الْجَنَّةِ
“Siapa yang membaca qul huwallahu ahad sampai ia merampungkannya (surat Al-Ikhlas, pen.) sebanyak sepuluh kali, maka akan dibangunkan baginya rumah di surga.” (HR. Ahmad, 3: 437. Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah mengatakan bahwa hadits ini hasan dengan berbagai penguat).
Dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَلَّى الضُّحَى أَرْبَعًا، وَقَبْلَ الأُولَى أَرْبَعًا بنيَ لَهُ بِهَا بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ